Masjid Menara Kudus

Saksi Sejarah Akulturasi Budaya di Tanah Jawa

masjid menara kudus

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu masjid tua di Pulau Jawa yang menjadi saksi sejarah terjadinya akulturasi antara kebudayaan Jawa, Hindu, dan Islam.

Masjid yang dibangun oleh Ja’far Sodiq atau lebih dikenal sebagai Sunan Kudus pada tahun 956 H tersebut berbentuk unik. Bentuk menaranya mirip candi. Di samping itu, terdapat pula sebuah batu yang berasal dari Baitul Maqdis atau Al-Quds di Yerusalem, Palestina, sebagai prasasti sejarah pembangunan masjid tersebut.

Menurut hikayat, batu Baitul Maqdis atau Al-Quds yang merupakan kenang- kenangan saat Sunan Kudus bertandang ke Masjid Al-Aqsa di Palestina itulah yang menginspirasi lahirnya nama Kudus yang berarti suci. Di kemudian hari, nama tersebut juga disematkan pada kota dan masjid legendaris ini.

Masjid yang pada awalnya bernama Masjid Al-Aqsa ini juga menyimpan cerita menarik dalam proses pembangunannya. Konon Sunan Kudus membangun menara masjid hanya dengan menggosok-gosokkan batu bata hingga lengket.

masjid menara kudusDi samping menara yang menjadi pusat perhatian, masjid juga memiliki keunikan lain. Salah satunya pintu gapura yang berbentuk menyerupai gapura candi-candi di Bali atau kerap disebut kori agung. Uniknya, selain berada di depan, gapura ini juga terdapat di dalam ruang utama ibadah. Menurut sejarah, gapura tersebut merupakan sisa gerbang dari masa awal masjid. Gerbang ini dahulu dikenal dengan nama Lawang Kembar atau Pintu Kembar.

Seperti halnya masjid-masjid kuno di Jawa, Masjid Menara Kudus juga menerapkan metode soko guru dengan empat tiang utama penyangga bangunan dan soko rawa dengan empat tiang pendamping. Soko guru ini belum diganti sejak renovasi tahun 1918.

Di dalam areal masjid, tepatnya di bagian belakang, terdapat kompleks pemakaman. Di sinilah Sunan Kudus beserta para ahli waris dan tokoh-tokoh lainnya dimakamkan. Oleh karenanya, masjid ini dikategorikan sebagai masjid ziarah dalam daftar cagar budaya.

Masjid telah beberapa kali direnovasi hingga tampak seperti saat ini. Renovasi pertama pada tahun 1918 merupakan momentum pembongkaran masjid. Pada tahun 1933 serambi depan diperluas, disusul perbaikan atap ruang masjid pada 1960. Pemugaran terakhir dilakukan oleh Sasana Budaya pada tahun 1977-1980.

Menara Masjid Kudus saat ini menjelma sebagai tujuan wisata religi umat Islam. Masjid ini selalu ramai dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri. Tak ayal lagi, keberadaan masjid ini telah memberikan dampak riil kepada dinamika perekonomian masyarakat sekitar.

masjid menara kudus masjid menara kudus