Masjid Raya Sabilal Al Muhtadin
Rumah Ibadah di Lokasi Bersejarah
Berdiri megah dengan menara yang menjulang tinggi tepat di jantung kota, Masjid Raya Sabilal Muhtadin merupakan salah satu landmark kota Banjarmasin. Masjid ini digunakan sebagai sarana peribadahan dan pusat syiar Islam di sana.
Masjid yang namanya merupakan penghormatan terhadap ulama besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary (alm) tersebut dibangun di atas tanah luas bekas asrama tentara Tatas. Pada era kolonialisme Belanda, tempat ini dikenal dengan Fort Tatas atau Benteng Tatas.
Secara keseluruhan bentuk masjid tergolong unik dengan penempatan kubah yang berbentuk bulat pipih di atas bangunan berbentuk geometris kotak persegi panjang. Di sekeliling bangunan terdapat empat menara kecil, masing-masing setinggi 21 meter dan satu menara utama setinggi 45 meter.
Gaya arsitektur Timur Tengah yang diadopsi masjid ini terlihat dari elemen hias kaligrafi yang diukir pada bahan tembaga berwarna gelap bertuliskan ayat-ayat Al-Quran dan Asma’ul Husna yang ditulis dalam gaya Naski, Diwani, Riqah, Tsulus, dan Kufik, semakin menambah nilai estetis untuk meningkatkan pujian kepada Yang Mahakuasa.
Di samping itu, motif khas Kalimantan yang berbentuk tumbuh- tumbuhan juga digunakan. Selain memberikan kesan hidup dan dinamis, motif ini dimaksudkan untuk menghindari relief menjadi gambar pemujaan seperti yang banyak terjadi pada motif bergambar manusia dan hewan.
Penggunaan kubah besar, tiang- tiang kokoh, serta dinding tebal dan padat di masjid kerap memberikan nuansa yang berat dan terkadang terasa menekan. Oleh karenanya diberikan penyeimbang berupa bentuk kerawang pada pintu-pintu dan dinding. Bentuk kerawang ini memberikan suasana “ringan” yang ditimbulkan dari sifat tembus pandangnya.
Penggunaan elemen untuk menimbulkan rasa ringan juga terlihat pada lampu hias di bagian dalam ruang utama. Lampu hias terdiri dari 17 buah unit gantungan dengan ribuan bola kaca tersusun dalam lingkaran bergaris tengah 9 meter
Masjid Raya Sabilal Muhtadin memang ditujukan sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat Banjarmasin. Tak heran bila di dalam kompleks masjid tersebut pu’ terdapat Taman Maskot dan Siring Sungai Martapura yang merupaka’ objek wisata.
Masjid juga dilengkapi denga’ sarana pendidikan Sekolah Islam Sab:’a Muhtadin yang diharapkan aka~ mencetak generasi penerus bangsaSanz cerdas dan tetap dalam koridor religiusitas.