Masjid Agung Ats Tsauroh

Keindahan sebagai Simbol Kerukunan Umat

masjid agung ats tsauroh depan

Masjid Agung Ats-Tsauroh yang dahulu disebut Masjid Pegantungan merupakan salah satu masjid tua di Serang, Banten. Masjid ini dibangun pada era Bupati Pandeglang, Rd. Tumenggung Basudin Tjondronegoro (1870-1888). Nama Ats-Tsauroh yang berarti perjuangan disematkan pada masjid ini tahun 1974. Masjid pun direnovasi beberapa kali hingga bentuknya menjadi seperti saat ini.

masjid agung ats tsauroh Cirinya sebagaimana tradisi bangunan di Pulau Jawa, yakni bentuk atap limas tumpang tiga dan bentuk ruang dengan konsep pendopo terbuka, khas rumah joglo. Konsep terbuka ini membuat masjid berkesan ramah dan bersahaja.
Konsep limasan tumpang tiga secara filosofis mengandung arti iman, Islam, dan ihsan. Di bagian atas terdapat memolo berupa keramik tanah liat terakota berbentuk angsa.

Keindahan ruang dibentuk oleh tiang penyangga yang membentuk kolom-kolom. Terdapat enam belas tiang, empat di antaranya merupakan tiang utama penyangga limasan tertinggi. Dalam tradisi Jawa, keempat tiang tersebut merupakan soko guru. Di seluruh pangkal tiang terdapat bentuk labu yang merupakan simbol kesuburan daerah Banten.

Yang membedakan tiang soko guru dengan tiang lain adalah sabuk dari tembaga. Sabuk di tiang depan kiri bertuliskan “Doa merupakan tali ibadah”, sementara di tiang depan kanan bertuliskan “Sabar merupakan bagian dari iman”. Di sabuk tiang belakang kiri terukir “Kebersihan merupakan bagian dari iman” dan di tiang belakang kanan tertoreh kalimat “Shalat merupakan bahagian dari iman”. Keseluruhan tulisan adalah arti huruf Arab yang digunakan.

Di bagian depan, mihrab dihiasi lukisan kaligrafi dan aksen geometris khas Islam dengan warna yang cenderung cerah. Di sisi mihrab terdapat mimbar dengan atap yang dipengaruhi gaya Cina.

Masjid juga dilengkapi menara yang baru dibangun pada renovasi tahun 1956. Bentuk menara heksagonal dengan tiga undakan tengah dan atap yang terdiri dari dua limasan dan memolo. Menara berfungsi sebagai tempat meletakkan pengeras suara untuk menyiarkan kumandang azan.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial. Untuk itu, masjid dilengkapi fasilitas seperti balai kesehatan, pelayanan baitul maal wat tamwil sebagai wujud pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis syariah, serta sarana-sarana pembinaan remaja masjid.

Masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Agung Serang tersebut pun merupakan simbol kerukunan umat beragama. Lokasi masjid diapit oleh tiga tempat ibadah umat Kristen, yakni Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Bethel Indonesia, Serang di sisi belakang masjid, serta Gereja Katolik Kristus Raja tepat di depan masjid.

masjid agung ats tsauroh