Masjid Pondok Pesantren Salafiyah

Mahakarya Arsitektur Pengundang Decak Kagum

masjid salafiyah depan

Fenomenal adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah di wilayah Turen, Malang, Jawa Timur ini. Keunikan dan kemegahan bangunannya yang berlantai sepuluh membuat siapa pun yang berkunjung berdecak kagum.

Masyarakat sekitar mengenal pondok pesantren ini dengan sebutan Masjid Tiban. Konon nama tersebut berasal dari wacana bahwa bangunan tersebut tiba-tiba saja muncul tanpa proses pembangunan sama sekali. Tentu saja kisah tersebut hanyalah bagian dari mitos masyarakat sekitar.

masjid salafiyah 3Menurut K.H. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al Mahbub Rahmat Alam-sering disebut Romo Kyai Ahmad, pemilik sekaligus pendiri pondok pesantren ini-bangunan fenomenal ini dibangun tanpa bantuan arsitek, melainkan murni dari hasil shalat istikharahnya.

Keunikannya yang luar biasa membuat sulit memastikan gaya arsitektur yang menjadi dasar bangunan ini secara spesifik. Pada beberapa bentuk bangunan dan ornamen terlihat seperti gaya bangunan ala India, namun pada beberapa ornamen lain akan terlihat model bangunan Timur Tengah dan bahkan negeri Cina.

Memasuki area pondok pesantren, pengunjung disambut oleh pintu gerbang yang sangat besar mengingatkan pada model gerbang ala Romawi. Selanjutnya, pengunjung akan memasuki sebuah serambi yang salah satu dindingnya dibuat layaknya dinding gua. Uniknya lagi, terdapat satu ruangan yang berbatas langsung dengan serambi, tempat sejumlah akuarium besar dengan penataan yang sangat artistik.

Dari sepuluh lantai yang dapat dijelajahi, pengunjung akan menemui suasana yang sangat berbeda antara satu lantai dengan lantai lainnya. Namun, tetap terdapat benang merah yang membuat masing-masing lantai membentuk satu nuansa, yakni berbagai lukisan kaligrafi dengan model, jenis, warna, bentuk, corak, dan material yang berbeda satu sama lain.

Satu ruang dengan ruang lainnya dijembatani oleh lorong-lorong yang juga memiliki gaya arsitektur berbeda- beda. Terkadang pengunjung dihadapkan pada lorong berbentuk gua, lengkap dengan stalaktit di dinding atas. Namun, di lorong lainnya terlihat gaya klasik dengan detail ornamen yang sangat indah.

Hingga saat buku ini diterbitkan, proses pembangunan fisik pondok pesantren masih berjalan. Menurut informasi, bangunan yang ada sekarang ini baru mencapai 30 persen dari yang ditargetkan oleh sang pemilik. Proses pembangunan pun dilakukan dengan pola mengalir, tidak ada perencanaan khusus dan ingar-bingar alat-alat berat.

Apa pun mitos yang melatarbelakangi pondok pesantren ini, bangunan unik di area sejuk itu telah terbukti mampu menarik perhatian publik nasional, bahkan internasional. Pengunjung tempat yang terbuka untuk umum Ini selalu ramai, tak sedikit di antaranya adalah orang- orang asing.
Persamaan semua pengunjung adalah raut muka dan decak kagum yang tiada henti selama berada di area pondok pesantren. Sebuah mahakarya arsitektur.

masjid salafiyah 2masjid salafiyah 1