Masjid Agung Cianjur
Simbol Kemuliaan Religiusitas
Terletak di jantung kota, Masjid Agung Cianjur tampak sangat mencolok di antara taman kota, pasar, dan gedung pemerintahan Kabupaten Cianjur. Posisi masjid ini memang sengaja dibuat lebih tinggi. Bukan tanpa sebab, namun sebagai simbolisasi derajat kegiatan peri bada han yang lebih tinggi dibandingkan kegiatan-kegiatan lain.
Masjid yang telah dipugar tujuh kali tersebut kini menjadi ikon kota Cianjur. Ciri khas awal yang paling kentara adalah tiga menara di atas bangunan utama yang berbentuk kerucut khas rumah joglo atau dalam bahasa Sunda disebut nyungcut. Bentuk ini pula yang menjadikan masjid ini kerap dijuluki Balai Nyungcut sejak didirikan pada tahun 1810. Bagian pinggir menara dihiasi ram kaca patri, sedangkan bagian atasnya dihiasi lampu malo, khusus untuk menerangi kalimat Allah yang dilingkari bulan sabit.
Memasuki area masjid, taman dengan aneka bunga berwarna-warni yang indah akan menyapa pengunjung. Di bagian depan masjid tampak lengkungan-lengkungan bercorak seni arsitektur Timur Tengah dan kedaerahan Indonesia. Keindahan corak arsitektural ini berpadu serasi dengan penggunaan batu alam yang dominan berwarna hijau di teras depan.
Tepat di bagian tengah teras masjid terdapat pintu masuk dengan langit- langit berbentuk seperempat kubah bernuansa kekuningan yang dipadu dengan hiasan berupa ukiran dan mozaik granit, menambah detail keindahan bagian depan masjid.
Memasuki bagian dalam masjid, tampak ruang utama ibadah yang terdiri dari ruang induk-dibatasi pintu dan ram kaca yang memadukan gaya arsitektur khas Indonesia dan Timur Tengah-dan selasar yang dapat digunakan untuk tempat shalat.
Sementara itu, di lantai dua ruang utama, melingkar area persegi yang bagian tengahnya menembus ke tingkat dasar sehingga tampak berfungsi sebagai mezzanine. Area ini dihiasi dengan detail ornamen khas Islam yang sangat indah.
Di bagian depan ruang utama tampak mimbar dan mihrab masjid yang dibuat secara permanen dari kayu jati berwarna natural cokelat muda melamik. Di atasnya terdapat bentuk seperempat kubah berwarna kuning, persis seperti yang ada di depan pintu masuk masjid, dengan ornamen tulisan Allah pada kaca patri beraneka warna.
Di sisi kanan dan kiri mihrab terdapat kaligrafi indah yang menjadi detail dinding berbahan granit berwarna branco saldo atau abu-abu tua. Sebuah kombinasi yang sangat indah secara visual. Keindahan tersebut akan tampak semakin sempurna ketika lampu kristal besar yang menggantung di tengah ruang induk dinyalakan pada malam hari.
Dengan segala detail ornamen dan tata bangunan yang membentuk kemegahan berpadu keindahan tersebut, tak heran jika Masjid Agung Cianjur yang berdiri di atas tanah wakaf Ny. R. Siti Bodedar itu berulangkah menjadi masjid tingkat kabupaten terbaik se-Jawa Barat. Bukan hanya terbaik dalam kemegahannya, namun juga dalam pengelolaannya.