Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo
Nuansa Tiongkok dari Bumi Sriwijaya
Laksamana Cheng Hoo adalah tokoh berkebangsaan Tionghoa yang memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Salah satu wilayah yang sempat disinggahi Laksamana Cheng Hoo adalah Palembang, Sumatra Selatan.
Sebagai monumen penghargaan kepada pelaut legendaris tersebut, organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatra Selatan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya.
Masjid bernuansa oriental ini merupakan satu dari tiga masjid Cheng Hoo di Indonesia. Dua lainnya terletak di Surabaya dan Pasuruan. Masjid di Palembang ini konon merupakan yang terbesar.
Seperti nama dan citranya, fisik masjid sangat mencirikan budaya khas negeri Tiongkok. Sapuan warna merah mendominasi keseluruhan bangunan. Dalam kepercayaan Cina, warna merah melambangkan kemakmuran, semangat, dan keberuntungan. Warna ini merupakan ciri yang tidak bisa dilepaskan dari gaya arsitektur bangsa Cina.
Gaya khas Cina lainnya dapat dilihat pada bentuk dua menara di kedua sisi bangunan. Dengan model pagoda, menara tersebut cukup mewakili karakter Cina yang ingin ditampilkan. Namun, bangunan utama yang berbentuk persegi secara keseluruhan tidak banyak memainkan detail ornamen khas Cina. Bangunan itu terlihat cukup minimalis namun membentuk komposisi yang padu. Sebuah kubah bulat melancip berlapis warna hijau memperlihatkan pengaruh Timur Tengah pada masjid.
Masih menyatu dengan bangunan utama, di bagian muka masjid terdapat teras yang akan dilewati pengunjung sebelum memasuki ruang utama. Teras ini dinaungi atap berbentuk limas yang banyak ditemui pada rumah adat khas Palembang.
Bagian dalam masjid juga terlihat bersahaja. Lagi-lagi pemilihan warna merah yang mencolok pada tiang penyangga, dipadu oranye pada dinding menjadi identifikasi masjid bergaya oriental ini. Elemen hias berbentuk relief fauna, flora, dan aksen geometris yang banyak ditemui pada bangunan khas Cina, tidak terlihat di sini.
Sebagai penggantinya, dinding yang mengelilingi ruangan dihiasi kaligrafi bertuliskan huruf Arab. Dinding tersebut sekaligus menjadi batas lantai atas yang menjadi mezzanine di ruang utama ibadah.
Selain pewarnaan, ciri khas Tiongkok pun dapat ditemui di mihrab masjid. Di bagian ini terletak kayu yang disusun secara bertumpuk, mengingatkan pada bentuk pigura yang banyak digunakan sebagai penghias struktur bangunan di era Cina Klasik.
Dengan eksotisme arsitekturnya, Masjid Cheng Hoo menjadi salah satu perlambang keindahan kota Palembang sekaligus memperkaya khazanah budaya akulturasi dan tradisi Tionghoa di ranah peradaban Islam Indonesia.