Masjid Agung Al Manan
Ikon Religi Kota Minyak
Masjid Agung Al-Manan dibangun oleh Pemerintah Kota Dumai. Kota ini merupakan kota administratif hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Dumai yang dikenal sebagai Kota Minyak tersebut tercatat sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Manokwari.
Masjid kebanggaan masyarakat Dumai tersebut diberi nama Al-Manan. Nama ini adalah salah satu dari 99 nama Allah Swt. Al-Manan berarti Maha Pemberi Anugerah.
Tampak depan masjid menonjolkan dua kubah bertingkat yang terdiri dari satu kubah utama di atap bangunan dan satu kubah bergaris tengah lebih kecil di teras pintu masuk. Bentuk ini mengingatkan pada bentuk masjid di Kelantan, Malaysia.
Selain dua kubah tersebut, ada juga dua kubah yang diletakkan di sisi kanan dan kiri bangunan. Di empat penjuru kubah utama terdapat menara yang menjulang tinggi hingga menambah kesan megah pada keseluruhan masjid.
Dominasi warna biru muda di sekujur tubuh bangunan serta aksen biru-hijau di bagian kubah menimbulkan kesan sejuk di tengah teriknya cuaca Dumai. Adanya taman kecil di halaman depan, samping, dan belakang masjid menambah keasrian lingkungan Masjid Agung Al-Manan.
Memasuki ruang dalam masjid, terlihat kesan bersahaja. Kesan ini diperkuat oleh penggunaan warna biru muda tanpa banyak detail ornamen serta bentuk pintu dan bukaan jendela yang cenderung minimalis.
Tampilan minimalis di ruang utama membuat mihrab yang dihiasi lukisan kaligrafi dan mimbar kayu berukir menjadi segi visual yang cukup menonjol. Lukisan kaligrafi aneka warna tersebut dibuat oleh kaligrafer yang sama dengan Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau.
Meskipun berada di jalur lintas provinsi yang cukup jauh dari pusat kota, Masjid Agung Al-Manan tetap menjadi ikon religi Kota Dumai. Masjid ini kerap dipadati masyarakat dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
