Masjid Muhammadiyah Kelayan
Menjadi Obyek Wisata Air
Masjid Muhammadiyah yang terletak di Jalan Kelayan dan berada di tepi Sungai Kelayan, boleh dibilang masjid yang memberi corak istimewa bagi kota Banjarmasin. Betapa tidak, Banjarmasin corak istimewa yang dikenal sebagai “kota air” dapat diihat dari keberadaan Masjid Muhammadiyah kelayan ini. Bagian depan menghadap ke jalan raya, yakni Jalan Raya Kelayan, sedangkan bagian belakang berada tepat di tepi Sungai Kelayan.
Bahkan, menurut keterangan H. Syamsuri, salah seorang pengurus Masjid Muhammadiyah Kelayan, bagian belakang masjid menjorok ke sungai. Kesimpulannya, sebagian bangunan masjid berada di atas permukaan Sungai Kelayan.
Dengan kondisi seperti itu justru menguntungkan para jamaah. Buktinya, saat pelaksanaan shalat lima waktu, di antara jamaah ada yang menggunakan angkutan sungai, seperti jukung dan klotok. Kendaraan air itu diparkir tepat di dermaga yang letaknya di samping masjid. Dermaga ini memang dimanfaatkan untuk umum, termasuk jamaah yang akan menunaikan ibadah di masjid.
Wisata Air
Masjid Muhammadiyah Kelayan ini dibangun pada tahun 1938
dan merupakan masjid milik organisasi Muhammadiyah yang paling tua di Kalimantan Selatan. Tidak heran kalau ada kegiatan Muhammadiyah dan berlangsung di Banjarmasin, salah satu kegiatannya adalah mengunjungi Masjid Muhammadiyah Kelayan ini. Hal ini dilakukan mengingat sejarah berdirinya masjid yang saat itu masih di zaman penjajahan Belanda, tetapi semangat untuk mendirikan masjid cukup tinggi.
Semula masjid ini dibangun agak jauh dari sungai. Dengan alasan jauh dari sungai menyulitkan jamaah untuk berwudhu, maka dalam perkembangannya terjadi tukar guling (rumling) antara lokasi masjid dan pemukiman penduduk yang waktu itu letaknya di tepi sungai. Akhirnya, masjid yang lokasinya agak jauh dari tepi sungai, berpindah ke lokasi yang berada tepat di tepi sungai hingga saat ini.
Namun, dalam perkembangan selama setengah abad lebih, masjid ini telah mengalami empat kali renovasi. Dengan ukuran 15 x 30 m masjid ini cukup ramai dipadati jamaah. Letaknya strategis dan berada di tepi jalan dan tepi sungai yang padat lalu lintasnya, terutama pada hari Jumat ruang induknya dipenuhi jamaah, bahkan sampai ke bagian luar.
Dengan demikian, maraknya pembangunan, khususnya pembangunan jalan raya, serta meningkatnya arus lewat sungai, keberadaan masjid ini dinilai mempunyai keunikan tersendiri, karena kondisi yang demikian jarang dimiliki masjid lain.
Tidak heran, bagi jamaah yang baru pertama kali datang ke masjid ini akan selalu menyempatkan diri di bagian belakang untuk menyaksi¬kan arus lalu lintas armada sungai yang tidak pernah berhenti sejak pagi hingga malam hari. Sungai Kelayan yang melewati masjid ini memang merupakan salah satu sungai yang padat lalu lintasnya.